Oleh: Mr..GUCCHIE | 30 Juli 2012

“MANUSIA SUPER”

Pada hari Sabtu, 17 Februari 2007, tanpa sengaja saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan setia budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan “Terima kasih Oom !”. Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka. Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki-laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan ditabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua per tiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan.

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayut langit Jakarta. “Terima kasih ya mbak. Semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah. “Maaf, nggak ada kembaliannya.. ada uang pas nggak mbak ?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter. “Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan ?” suaranya mengingatkan pada ponakan lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. “Nggak punya, tukas saya !” lalu tak lama si wanita berkata “ambil saja kembaliannya, dik !” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut serta meletakkannya ke genggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang ” sudah buat kamu saja, nggak apa-apa ambil saja !”, namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. “maaf mbak, Cuma ada empat ribu , nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !” Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka, uang sepuluh ribu di genggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek !”.

“eeh….. nggak usah…. nggak usah…. biar aja…. nih !” saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, “Nanti dulu Om, biar ditukar dulu…. sebentar”.

“Nggak apa-apa, itu buat kalian” Lanjut saya.

“Jangan…. jangan Om, itu uang om sama mbak yang tadi juga” anak itu bersikeras. “Sudah…. saya Ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas!” saya berusaha mem-bargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya.

“Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ….” ia memberi saya delapan pack tissue.

” Buat apa ?” saya terbengong. “Habis teman saya lama sih Om, maaf,… tukar pakai tissue aja dulu ” walau dikembalikan ia tetap menolak.

Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul di rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.

“Terima kasih Om, !”. Mereka kembali keujung jembatan sambil sayup-sayup terdengar percakapan “Duit mbak tadi gimana..?” suara kecil yg lain menyahut “….lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin….” percakapan itu sayup-sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan….!!

Tuhan.. hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya terenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue. Dua anak kecil yang bahkan belum baligh, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia.

YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO.

engkau hanya semulia yang kau kerjakan.

Saya membandingkan keserakahan kita, yang tak pernah ingin sedikitpun berkurang rizki kita meski dalam rizki itu sebetulnya adalah milik orang lain.

“Usia memang tidak menjamin kita menjadi bijaksana, kitalah yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak”

Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya untuk lebih SUPER dalam membedakan mana yang HAK dan mana yang BATHIIL….

…….sebuah memory catatan diary……………..

 

 

 

Oleh: Mr..GUCCHIE | 7 Februari 2012

Selagi Orang Tua Masih Ada….

Seorang lelaki tua yang baru ditinggal mati isterinya tinggal bersama anaknya, Arwan dan menantu perempuannya, Rina, serta cucunya, Viva yang baru berusia enam tahun. Keadaan lelaki tua itu sudah uzur, jari-jemarinya senantiasa gemetar dan pandangannya semakin hari semakin buram. Malam pertama pindah ke rumah anaknya, mereka makan malam bersama. Lelaki tua itu merasa kurang nyaman menikmati hidangan di meja makan. Dia merasa amat canggung menggunakan sendok dan garpu. Selama ini dia gemar bersila, tapi di rumah anaknya dia tiada pilihan. Cukup sukar dirasakannya, sehingga seringkali makanan tersebut tumpah. Sebenarnya dia merasa malu seperti itu di depan anak menantu, tetapi dia gagal menahannya. Oleh karena kerap sekali dilirik menantu, selera makannyapun hilang. Dan tatkala dia memegang gelas minuman, pegangannya terlepas. Praaaaaannnnngggggg!! Bertaburanlah serpihan gelas di lantai. Pak tua menjadi serba salah. Dia bangun, mencoba memungut serpihan gelas itu, tapi Arwan melarangnya. Rina cemberut, mukanya masam. Viva merasa kasihan melihat kakeknya, tapi dia hanya dapat melihat untuk kemudian meneruskan makannya. “Esok ayah tak boleh makan bersama kita,” Viva mendengar ibunya berkata pada kakeknya, ketika kakeknya beranjak masuk ke dalam kamar. Arwan hanya membisu. Sempat anak kecil itu memandang tajam ke dalam mata ayahnya. Demi memenuhi tuntutan Rina, Arwan membelikan sebuah meja kecil yang rendah, lalu diletakkan di sudut ruang makan. Di situlah ayahnya menikmati hidangan sendirian, sedangkan anak menantunya makan di meja makan. Viva juga dilarang apabila dia merengek ingin makan bersama kakeknya. Air mata lelaki tua meleleh mengenang nasibnya diperlakukan demikian. Ketika itu dia teringat kampung halaman yang ditinggalkan. Dia terkenang mendiang isterinya. Lalu perlahan-lahan dia berbisik: “Miah… buruk benar layanan anak kita pada abang.” Sejak itu, lelaki tua merasa tidak betah tinggal di situ. Setiap hari dia dihardik karena menumpahkan sisa makanan. Dia diperlakukan seperti budak. Pernah dia terpikir untuk lari dari situ, tetapi begitu dia teringat cucunya, dia pun menahan diri. Dia tidak mau melukai hati cucunya. Biarlah dia menahan diri dicaci dan dihina anak menantu. Suatu malam, Viva terperanjat melihat kakeknya makan menggunakan piring kayu, begitu juga gelas minuman yang dibuat dari bambu. Dia mencoba mengingat-ingat, di manakah dia pernah melihat piring seperti itu. “Oh! Ya…” bisiknya. Viva teringat, semasa berkunjung ke rumah sahabat papanya dia melihat tuan rumah itu memberi makan kucing-kucing mereka menggunakan piring yang sama! “Tak akan ada lagi yang pecah, kalau tidak begitu, nanti habis piring dan mangkuk ibu,” kata Rina apabila anaknya bertanya. Waktu terus berlalu. Walaupun makanan berserakan setiap kali waktu makan, tiada lagi piring atau gelas yang pecah. Apabila Viva memandang kakeknya yang sedang menyuap makanan, kedua-duanya hanya berbalas senyum. Seminggu kemudian, sewaktu pulang bekerja, Arwan dan Rina terperanjat melihat anak mereka sedang bermain dengan kepingan-kepingan kayu. Viva seperti sedang membuat sesuatu. Ada palu, gergaji dan pisau di sisinya. “Sedang membuat apa sayang? Berbahaya main benda-benda seperti ini,” kata Arwan menegur manja anaknya. Dia sedikit heran bagaimana anaknya dapat mengeluarkan peralatan itu, padahal ia menyimpannya di dalam gudang. “Mau bikin piring, mangkuk dan gelas untuk Ayah dan Ibu. Bila Viva besar nanti, supaya tak susah mencarinya, tak usah ke pasar beli piring seperti untuk Kakek,” kata Viva. Begitu mendengar jawaban anaknya, Arwan terkejut. Perasaan Rina terusik. Kelopak mata kedua-duanya basah. Jawaban Viva menusuk seluruh jantung, terasa seperti diiris pisau. Mereka tersentak, selama ini mereka telah berbuat salah ! Malam itu Arwan menuntun tangan ayahnya ke meja makan. Rina menyendokkan nasi dan menuangkan minuman ke dalam gelas. Nasi yang tumpah tidak dihiraukan lagi. Viva beberapa kali memandang ibunya, kemudian ayah dan terakhir wajah kakeknya. Dia tidak bertanya, cuma tersenyum saja, bahagia dapat duduk bersebelahan lagi dengan kakeknya di meja makan. Lelaki tua itu juga tidak tahu kenapa anak menantunya tiba-tiba berubah. “Esok Viva mau buang piring kayu dan gelas bambu itu” kata Viva pada ayahnya setelah selesai makan. Arwan hanya mengangguk, tetapi dadanya masih terasa sesak.

ADAB TERHADAP ORANG TUA

1. Bersikaplah secara baik, pergauli mereka dengan cara yang baik pula, yakni dalam berkata-kata, berbuat, memberi sesuatu, meminta sesuatu atau melarang orang tua melakukan suatu hal tertentu.

2. Jangan mengungkapkan kekecewaan atau kekesalan, meski hanya sekadar dengan ucapan ‘uh’. Sebaliknya, bersikaplah rendah hati, dan jangan angkuh.

3. Jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, jangan memutus pembicaraan mereka, jangan berhohong saat beraduargumentasi dengan mereka, jangan pula mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu,jangan sekali-kali meremehkan mereka.

4. Berterima kasih atau bersyukurlah kepada keduanya, utamakan keridhaan keduanya, dibandingkan keridhaan kita diri sendiri, keridhaan istri atau anak-anak kita.

5. Lakukanlah perbuatan baik terhadap mereka, dahulukan kepentingan mereka dan berusahalah ‘memaksa diri’ untuk mencari keridhaan mereka.

6. Rawatlah mereka bila sudah tua, bersikaplah lemahlembut dan berupayalah membuat mereka berbahagia, menjaga mereka dari hal-hal yang buruk, serta menyuguhkan hal-hal yang mereka sukai.

7. Berikanlah nafkah kepada mereka, bila memang dibutuhkan. Allah berfirman: “Dan apabila kalian menafkahkan harta, yang paling berhak menerimanya adalah orang tua, lalu karib kerabat yang terdekat” (Al-Baqarah : 215)

8. Mintalah ijin kepada keduanya, bila hendak bepergian, termasuk untuk melaksanakan haji, kalau bukan haji wajib, demikian juga untuk berjihad, bila hukumnya fardhu kifayah.

9. Mendoakan mereka, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an: وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً “Dan ucapanlah, “Ya Rabbi, berikanlah kasih sayang kepada mereka berdua, sebagaimana menyayangiku di masa kecil” (Al-Isra : 24)[8]

SEKIAN, SEMOGA BERMANFAAT

Oleh: Mr..GUCCHIE | 7 Februari 2012

BAGAIMANA DENGAN ANDA..??

Beberapa hari yang lalu, saya dan teman saya berkunjung untuk menjenguk kerabatnya di RSJ. Seorang dokter menghampiri kami untuk mengajak kami ngobrol-ngobrol tentang segala hal, mulai dari bagaimana penanganan pasien sampai ke masalah-masalah umum dalam hidup kita. Sampai tiba saatnya ketika saya bertanya kepada dokter itu,

“Dok, gimana sih caranya dokter ngetest pasien-pasien dokter itu masih gila atau sudah waras ?”

“Oh mudah saja, kami mengisi bathtub sampai penuh, lalu kami memberikan ke orang itu :

Sendok Teh
Gelas
Gayung

Lalu kita minta dia untuk mengosongkan Bathtub”, jawab si Dokter.

“Ooooh… kalo gitu saya pasti milih gayung, soalnya itu paling gede ” jawab teman saya penuh percaya diri.

Terjadi keheningan sejenak….

Lalu sang Dokter berkata, “Tidak, kalo orang itu sudah normal, dia akan cabut aja penyumbat Bathtub nya … ngomong-ngomong, kamu mau kasur di dekat jendela atau tidak ?”

Sejak itulah teman saya itu dirawat…. bagaimana dengan anda ?

Oleh: Mr..GUCCHIE | 7 Februari 2012

Empat Kunci Sukses

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan “tidur”. Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, “Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?”

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

” Ada empat hal yang harus Anda perhatikan,” begitu beliau memulai penjelasannya.

RAHASIA PERTAMA

“Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu.. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu… baru kemudian ayahmu dan gurumu.
Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah.” Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA

“Kemudian yang kedua,” beliau melanjutkan. “Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, ‘Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.’ Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA

“Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, ” begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. “Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya.”

“Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga” , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).

“Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ,” tanya beliau.

“Ya, bagaimana caranya?” jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

“Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!” jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. “Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula.”

“Walau pun itu orang kaya?” tanya saya.

“Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah.”

“Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri,” saya bertanya lagi.

“Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu,” jawab beliau. “Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda.”

RAHASIA KEEMPAT

Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.

“Yang keempat nih, Mas,” beliau memulai. “Jangan mempermainkan wanita”.

Hm… ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

“Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil.”

“Lalu?” saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

“Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. ”

Oh… pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.

“Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya,” beliau melanjutkan.

Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang….

dikutip dari..Seorang Teman

Oleh: Mr..GUCCHIE | 7 Februari 2012

perangkap tikus…….

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan
dengan seksama sambil menggumam “hmmm…makanan apa lagi yang dibawa
mereka dari pasar??”

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus.
Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan
berteriak ” Ada Perangkap Tikus di rumah….di rumah sekarang ada
perangkap tikus….”

Ia mendatangi ayam dan berteriak ” ada perangkat tikus”

Sang Ayam berkata ” Tuan Tikus…, Aku turut bersedih, tapi itu tidak
berpengaruh terhadap diriku”

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.

Sang Kambing pun berkata ” Aku turut ber simpati….tapi tidak ada yang
bisa aku lakukan” .

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. ” Maafkan aku. Tapi
perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali”

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sng ular berkata ”
Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku”

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia
akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap
tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat
perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang
terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik
rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang
istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya
sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau,
sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan
segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman
menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya
untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani
harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan…Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari
kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SO…. SUATU HARI.. KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN
MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA… PIKIRKANLAH SEKALI LAGI….!!

Oleh: Mr..GUCCHIE | 7 Februari 2012

UNTUK PARA ISTRI..

Disayang suami? Siapa yang tidak mau. Kasih dan sayang adalah wujud nyata cinta seorang suami kepada istrinya. Dengan karunia kasih dan sayang pula, rumah tangga bak surga yang senantiasa menghadirkan kesejukan. Namun ternyata, tidak sedikit istri-istri yang merasa kesulitan mendapatkan kasih sayang suami itu. Atau setidaknya, mulai merasa ‘ada yang hilang’ dari hati suami dibanding tahun-tahun pertama mengarungi bahtera rumah tangga yang penuh keindahan.

Jika demikian, tentu Anda merasa bahwa suami sudah tidak menyayangi Anda. Tidak! jangan melulu salahkan suami atas perubahan sikap yang terjadi terhadap Anda. Karena bisa jadi Andalah penyebab segala perubahan sikap suami itu. Oleh karena itu, sekedar mengingatkan, apa salahnya jika Anda kembali memperhatikan hal-hal berikut yang barangkali sudah terlupakan bahkan Anda tinggalkan.

Pertama, Laki-laki gemar diberi perhatian akan hal-hal remeh yang berkaitan dengan dirinya. Dia akan senang jika istrinya mengenakan kancing bajunya, mengelap sepatunya, memotong kukunya, dan sebagainya.

Sabda Rasulullah SAW, “Ya Fatimah, barangsiapa wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya serta memotong kumisnya dan mengerat kukunya, Allah akan memberinya minum air dari sungai-sungai di surga, diringankan baginya sakaratul maut, akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman surga, Allah mencatatkan baginya bebas dari api neraka, dan selamat dari titian shirat,”

Kedua, Pernahkah anda dipanggil suami ketika sedang memasak atau melakukan pekerjaan lain? Anda wajib memenuhi panggilannya. Tinggalkan semua pekerjaan dan tunaikan permintaannya.

Ketiga, Kebanyakan laki-laki cukup cerewet dengan kebersihan. Mereka akan bosan apabila istri menyambutnya dengan rupa yang semrawut dan kusut, anak-anak yang lusuh dan kumuh dan rumah yang ‘bak kapal pecah’. Sesibuk apapun Anda, persiapkan diri sebaik mungkin menyambut kepulangan suami dengan penuh senyum keihklasan.

Keempat, Laki-laki suka dilayani seperti raja oleh seorang istri yang memiliki sifat keibuan. Dia suka jika istrinya membantu mengelap peluhnya, menyediakan keperluan untuk mandi dan berdiri ketika ia hendak pergi atau kembali. Ungkapan-ungkapan seperti, “Mas, mau mandi dulu, makan dulu atau tidur dulu,” tatkala suami baru tiba, cukup untuk membuat senyum suami mengembang dan mengurangi penat dan lelah yang dirasanya.

Kelima, Laki-laki suka dipuji. Jangan lupa! Hargai setiap barang pemberiannya meskipun tidak bagus atau tidak seberapa nilainya. Sekedar ucapan ‘terima kasih’ dari seorang istri ketika menerima pemberian, sangat dalam maknanya dan membekas di hati suami.

Keenam, Laki-laki akan bosan jika istrinya ‘cerewet’ dan selalu bertanya, hendak kemana, acara apa … dan sebagainya.

Ketujuh, Ada sebagian laki-laki mengatakan, istri yang menghidangkan makanan tanpa menemaninya makan, sama halnya seperti memberi makan kucing.

sulit memang.. tapi ini semua merupakan tiket seorang istri menuju surga..!!

@::>>….dikutip dari sebuah sumber..

Oleh: Mr..GUCCHIE | 7 Februari 2012

seorang ayah..

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya…. Lalu bagaimanadengan Papa?Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yangmengingatkan Mama untuk menelponmu?Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu rodabantunya”Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….Tapi sadarkah kamu?Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.Ketika kamu sudah beranjak remaja…. Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu… Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruangtamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut… ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang? “Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokteratau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa…. dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untukberhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama denganteman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu iatidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidakbisa!”

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nantiPapa belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papauntuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu…..

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya…. Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan

bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggungsebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik…. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telahmenjadi wanita yang cantik…. Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yangsesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih…. Dan badan serta lengan yangtak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita… Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat… Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA”dalam segala hal..

untuk : seluruh ayah di dunia..

Oleh: Mr..GUCCHIE | 7 Februari 2012

sebuah renungan bagi kita..

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. “Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya. Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda.”

Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal. Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itujuga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. “Minggir,” kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.

Ketika saya berbaring di tempat tidur, seolah dengan halus Tuhan berbicara padaku, “Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu.” “Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu.”

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak, bangun,” kataku. “Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?”

Ia tersenyum, ” Aku menemukannya jatuh dari pohon. Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru”.

Aku berkata, “Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi. “

Si kecilku berkata, “Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.” Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru.”

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas?

Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA? Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY. FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER, (I), (L)OVE, (Y)OU

(di kutip dari seorang teman..) mungkin bermanfaat bagi kita senua..

Oleh: Mr..GUCCHIE | 30 Desember 2009

Hati-Hati Ke Taman Safari..

Mohon untuk menyebarluaskan ke teman Dan orang terdekat anda,supaya Lebih berhati-hati bila berkunjung Ke TSI(Taman Safari Indonesia).

Di bawah ini adalah pengalaman Kami yang tidak akan kami lupakan seumur hidup.
Hari Minggu lalu (bertepatan Hari Pertama bulan puasa),kami berkunjung ke TSI dengan menggunakan Mobil Keluarga, 4 orang dewasa dan 2 anak kecil dengan tujuan refreshing. Belum lama kami berada di TSI, Kira-kira 10 menit, Mobil kami Memasuki area binatang yang bukan Binatang buas(kijang, banteng dll), Tiba-tiba Mobil kami mogok dan meski sudah mencoba untuk merestart beberapa kali, tetapi mesin sama sekali tidak bisa dihidupkan kembali.Kami pikir mungkin cipratan air telah menyebabkan mobil kami mogok saat baru saja melewati genangan air seperti sungai kecil di TSI. Meskipun ragu-ragu, karena tidak terlihat Ada petugas TSI didekat situ, akhirnya paman saya turun untuk membuka kap mesin. Kami tidak membunyikan klakson karena takut mengganggu binatang di TSI. Kami pikir, area ini adalah area yang aman, bukan area binatang buas,jadi kami berusaha tenang menunggu didalam mobil sambil ngobrol.

Namun tiba-tiba kami terkejut ketika melihat seekor singa yang entah dari mana datangnya sudah berada di belakang Mobil kami Dan berjalanke arah depan mobil dimana paman kami berada. Lalu… Entah kenapa kami semua seperti terhipnotis melihat singa itu mendekati paman kami yang asyik mencari kerusakan mobil dan tidak tahu dengan kedatangan singa itu. Kami benar-benar hanya terpaku dan ketakutan melihat Singa itu tanpa berusaha untuk memberitahu paman ada bahaya yang datang.Dan.. ?? Bertepatan paman menutup kap mesin….Ketika itu pula singa sudah berada tepat dibelakang tubuh Paman saya,sehingga tampak sangat jelas oleh kami dari dalam mobil bagaimana sangat dekatnya singa terhadap paman, Dan… Saat itu pula singa itu langsung mencolek bahu paman seraya berkata,”Kagak usah takut…Gua lagi puasa kok…!!”

Serius amat bacanya bos..!!
Heheheheeee

Oleh: Mr..GUCCHIE | 19 Januari 2009

SUAMI TAULADAN….

Sekumpulan pria berada di ruang ganti di salah satu tempat gym terkemuka

dan eksklusif di pusat kota. Tiba2 terdengar deringan hp di penjuru

ruangan itu. Salah satu dari pria itu menjawab panggilan tersebut dan

terjadilah obrolan berikut:

“Hallo?”

“Abang,ini ayang.”

“Eemmmmm…. “

“Abang masih di tempat gym ya?”

“iya.”

“Ayang sekarang lagi ada di shopping complex dekat tempat gym abang.

Ayang liat Louis Vuitton punya koleksi tas baru. Harganya murah kok,

Cuma Rp. 7.000.000 aja… Boleh beli nggak, Bang?”

“O.K, belilah kalau kamu sudah sangat menyukainya. “

“Ahhhhh….thanks abang,dan tadi sebelon ayang datang kesini,ayang ada

singgah ke pameran mobil dan ngeliat mobil Mercedes terbaru. Ayang suka

banget dengan modelnya, dan ayang juga sudah ngobrol dengan penjualnya

dan dia setuju mau kasi ‘good price’. Lagian kan bagus juga kalo mobil

BMW yg kita beli thn lalu itu ditukar dengan yg baru.

“Berapa harga yang dia kasih?”

“Lagi harga promo, jadi Cuma Rp. 550 juta aja, bang…”

“O.K pastikan harga itu sudah ‘on the road’.”

“Great, ada 1 lagi, bang.”

“Apa?”

“Tadi pagi ayang iseng-iseng singgah ke agent real estate dan ternyata

rumah yg kita liat kemarin2 itu ternyata dijual..!!! Abang ingat ga??

Rumah seluas 1000 meter di Kebayoran Baru yang ada kolam renang

berbentuk love, trus ada taman orchidnya dibelakang rumah yang

berhadapan lapangan tennis itu, dan yang garasinya muat 4 mobil itu….

Cantik kan bang?”

“Berapa harga yang mereka minta?”

“Cuma Rp 10 milyar saja. ok kan harganya,dan ayang liat kalo tabungan

abang cukup buat beli itu.”

“Baguslah kalau begitu. Kalo kamu bisa tawar jadi Rp 8,5 milyar silakan

aja…”

“OK abang sayang,terima kasih bang. kita jumpa nanti malam ya?? i luv u.”

“bye…i luv u too.”

pria itu berhenti ngomong dan menutup flap hp nya.sambil mengangkat

tangan dan memegang hp itu,dia bertanya pada orang2 yang di ruangan

tersebut:

“ADA YANG TAU NGGAK,  HANDPHONE INI SIAPA YANG PUNYA….??”

Kategori